Dalam kaitannya dengan optimasi on page SEO, selain masalah seperti tidak memiliki URL yang SEO friendly, suatu website terkadang bisa memiliki isu seperti duplicate content, yaitu jenis konten yang dijumpai muncul pada lebih dari satu lokasi atau URL. Untuk mengatasi masalah tersebut, pemilik situs web bisa menggunakan sesuatu yang disebut dengan canonical URL.
Lalu, apa itu canonical URL? Bagaimana cara memeriksa atau memasangnya? Oleh karena itu, yuk baca artikel ini agar lebih paham tentang canonical URL.
Apa Itu Canonical URL?
Canonical URL sejatinya adalah URL utama yang dipilih dari berbagai variasi URL yang ada pada suatu website. Anda mungkin bertanya-tanya, apakah situs web Anda memiliki variasi URL. Jawabannya, mungkin saja! Bisa jadi ketika Anda menggunakan fitur url inspection Google Seach Console, Anda menemukan bahwa website Anda memiliki versi http dan https yang sama-sama aktif atau karena website Anda mulai berkembang dan makin besar, terdapat beberapa halaman dengan isi konten yang sama.
Dalam prosesnya, meskipun bukan termasuk faktor Google ranking, masalah duplikat konten akan menyulitkan mesin pencari seperti dalam menentukan halaman yang perlu di ranking. Maka untuk mengatasi hal tersebut, canonical URL pun hadir untuk memberi tahu mesin pencari terkait mana halaman yang harus di crawl. Itulah mengapa, kehadiran canonical URL sangat penting karena tidak cuma bisa menjadi solusi yang efektif untuk mengatasi masalah duplikat konten, tetapi juga untuk jenis konten yang tergolong mirip.
Cara Mudah Memeriksa Canonical URL di Website
Gunakan Fitur “View Page Source”
Cara pertama yang bisa dilakukan adalah melihat canonical URL melalui Page Source. Caranya, masuk ke halaman website, kemudian klik kanan dan klik “view page source”. Kemudian tekan Control (CTRL) + F dan ketik “canonical”. Selanjutnya, cek URL kanonis dengan mencari mana yang berisi kode href=. Pastikan itu adalah URL halaman website yang ingin terindeks di mesin pencari.
URL kanonis akan memiliki tampilan kode <link rel=”canonical” href=”url”/>. Contoh mudahnya adalah sebagai berikut:
<link rel=”canonical” href=”https://coriate.com/services/” />
Gunakan SEO Meta in 1 Click
Sebagai alternatif lain yang bisa dicoba, Anda dapat memanfaatkan chrome extension seperti SEO Meta in 1 Click. Ini adalah alat yang dapat dipakai untuk menampilkan semua meta tag/data serta informasi SEO utama dari suatu website secara lebih detail.
4 Cara Untuk Memasang Canonical URL
Menggunakan rel=canonical <link>
Setelah memilih URL yang ingin dijadikan canonical, tambahkan rel=canonical di HTML header, pada bagian <head> dokumen HTML.
<link rel=”canonical” href=”https://coriate.com/raih-traffic-pahami-5-karakteristik-long-tail-keyword-dalam-seo/” />
Menggunakan rel=canonical HTTP Header
Namun, apabila halaman yang ingin Anda jadikan canonical adalah non-HTML, seperti PDF file misalnya, gunakanlah cara ini. Berikut adalah contoh yang diambil dari pedoman canonical milik Google:
Link: <https://www.example.com/downloads/white-paper.pdf>; rel=”canonical”
Menggunakan Plugin Yoast
Pemasangan canonical URL juga bisa dilakukan dengan bantuan plugin yang sudah tersedia di CMS website. Sebagai contoh, jika Anda menggunakan WordPress, Anda dapat menggunakan plugin Yoast SEO yang sudah dilengkapi dengan fitur tag URL kanonis. Dengan demikian, Anda dapat menambahkan canonical URL secara mudah ke postingan atau halaman yang ingin diindeks. Untuk mengatur canonical URL pada Yoast SEO, Anda dapat mengeditnya di bagian “Advanced Tab” – Yoast SEO Metabox atau di sidebar WordPress block editor.
Baca juga: 8 WordPress SEO Plugins untuk Mengoptimasi Website Anda
Menggunakan Sitemap XML
Cara berikutnya adalah dengan menggunakan sitemap XML. Meski sitemap memang bukan tempat untuk memasang canonical URL secara langsung, sitemap tetap bisa digunakan untuk memberitahukan search engine perihal URL mana saja yang dianggap sebagai canonical.
Namun, perlu diketahui bahwa mesin pencari seperti Google tidak menjamin jika mereka akan langsung menganggapnya sebagai canonical, karena mereka akan melakukan penilaian terlebih dahulu terkait hal tersebut. Untuk cara setting-nya, cukup pilih URL yang dianggap canonical dan kemudian cantumkan di sitemap.
Kesalahan Umum Canonical URL yang Harus Dihindari
Meski tampaknya sederhana, pemasangan rel=canonical juga bisa mendatangkan masalah jika Anda melakukan kesalahan konfigurasi. Sebagai contoh, memblokir crawling merupakan salah satu hal yang dapat muncul dari kesalahan setting canonical URL. Misalnya, saat Anda mengetahui bawah situs web memiliki konten duplikat, pastinya ada dorongan untuk langsung memblokir konten itu dengan memasang directive disallow dengan robots.txt.
Sayangnya, jika itu cara yang Anda pilih, Google justru tidak bisa melakukan crawling dan membaca tag canonical yang sudah dipasang. Maka dari itu, tidak disarankan untuk memblokir crawling. Cara terbaik yang bisa Anda lakukan adalah membiarkan canonical directive bekerja sebagaimana mestinya.
Itulah ulasan seputar apa itu canonical URL serta contoh dan kesalahan umum terkait pengaplikasiannya. Penerapan canonical URL pada halaman yang terindikasi konten duplikat tentunya dapat memudahkan mesin pencari dalam menentukan halaman mana yang perlu ditampilkan dan diranking.
Akan tetapi, jika Anda belum menguasai teknis pengaplikasian URL kanonis, ada baiknya menggunakan layanan SEO profesional untuk mengerjakannya. Dalam hal ini, Anda bisa memercayakan kebutuhan optimasi SEO website dengan memanfaatkan jasa SEO Coriate yang kredibel dan sudah terbukti berpengalaman di bidangnya.